17 Februari 2009

Menikah Menghambat cita-cita

Sebagian kalangan beranggapan menikah itu menghambat karir, sehingga "telat" menikah atau bahkan tidak menikah. mereka sangat enjoy dengan kondisi ini. Saya ambil sebuah contoh seorang ''wanita'. Makhluk dengan segudang misteri, sulit ditebak dan kadang-kadang perlu diluruskan.
Apabila seorang wanita sudah memiliki planning ke depannya, mau selesaikan study, trus ambil S2 karena dia bercita-cita menjadi seorang dosen. Mereka memilih menunda untuk menikah atau tidak menikah sama sekali. Yang ditakutkan seorang wanita adalah apabila suaminya kelak tidak merestui cita-citanya tersebut. Sebagai Suami mempunyai hak penuh terhadap istrinya. Sangatlah wajar apabila seorang suami meminta istrinya fokus untuk mengurus rumahtangga, suami dan anak. Jangan terlalu sering beraktifitas di luar rumah kecuali hal yang penting-penting saja. Hal ini mungkin membuat takut bagi para wanita yg akan melepaskan masa lajangnya. Dia sudah memiliki terget kedepanya. Cita-cita yang sudah ter-planing dari kecil ini pupus sudah ditangan suami, sementara perintah suami adalah segala-galanya. Ya, akhirnya cuma kekecewaan yang didapatnya. Biasanya ketakutan ini datang ketika sebelum menikah, sebelum memutuskan untuk mencari pasangan hidupnya, "jangan-jangan suamiku minta begini dan begitu.." selain itu ketakutan, apabila sudah mempuyai anak, pastilah sangat menyita waktu dan fikiran sehingga tidak maksimal lagi dalam meraih cita-citanya. fikiranya terbagi-bagi untuk kelaurga dan untuk study. memang ada sebagain yang bisa menjalani itu secara bersamaan, akan tetapi hal tersebut tidak bisa dipukul rata untuk semua wanita. hanya sebagian kecil saja yang bisa melakukan ha tersebut. Meikirkan study atau karir saja sudah cukup menyita waktu dan fikiran apalagi ditambah memikirkan suami dan anak.

Disisi lain ada yang bisa menjalani keduanya. Salah satu siasatnya adalah, sebelum menikah ada perjajian suami istri terlebih dahulu, misalnya tidak akan menghambat karir masing-masing. ada memang yang pintar membagi waktu, bahkan dengan bekeluarga kehidupannya menjadi teratur. Ada yang mensupport bila batin terasa lelah, bahu membahu dalam menghadapi setiap kesulitan. dan hasilnya prestasinya lebih meningkat.

Memang semua itu tergantung dari sudut pandang masing-masing. Bagaomana kita menikapinya. Para wanita takut (menunda) pernikahannya ada beberapa alasan yang mendasarinya. Biasanya mereka berfikir tidak ada jaminan bahwa keluarganya kelak dapat mensupport karirnya. Hal ini juga didukung dengan kenyataanya di lapangan, lebih sedkit yang sukses karir dan keluarga, bisanya sukses karir saja atau sukses keluarga saja. Ada yang beranggapan karir itu tidak terlalu penting, keluargalah yang paling penting, secara otomatis karir di nomor 2-kan. Atau beranggapan ibu rumah tangga itu adalah pekerjaan yang mulia, tidak semua wanita bisa menjadi istri sekaligus ibu yang baik.


Oleh karena itu isi ya pollingnya, pengen tau pendapat teman-teman

2 komentar:

Rita Soemi mengatakan...

Menikah untuk brpacaran setelahx pasti lbh indah daripada pacaran untuk kemudian menikah. Dan yg pasti, halal tentux.

Unknown mengatakan...

Oh ya, tidak ada yang bisa jamin itu kan haha